Teknik Penulisan Soal Pilihan Ganda

Posted by Arif Ediyanto in -


I.             PENDAHULUAN
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menyempurnakan kurikulum di semua jenjang pendidikan. Pada tahun 2006 diterbitkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Salah satu substansi yang menjadi penekanan KTSP adalah bagaimana menciptakan pembelajaran yang efektif. KTSP pada dasarnya dirancang agar kurikulum berisi materi pembelajaran yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai penguasan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dunia kerja sesuai dengan keahliannya. Kurikulum ini memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya secara tuntas (mastery) terhadap kompetensi yang ada, tanpa harus dibebani oleh hal-hal yang tidak terkait dengan penguasaan kompetensi.
Pengukuran Pendidikan mencakup beberapa bidang, jika menggunakan taxonomi dalam psikologi belajar maka mencakup pengukuran bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor. Dalam bidang kognitif biasanya diukur dengan menggunakan tes, bidang afektif diukur melalui kuesioner, wawancara, pengamatan, bidang psikomotor diukur melalui perbuatan dan pengamatan. Pada makalah ini, yang akan kita bahas pada kesempatan ini adalah kegiatan berkenaan dengan cara penyusunan dan pengkontruksian butir soal pilihan ganda khusus untuk kegiatan pengukuran bidang kognitif. Dalam mengkontruksi butir soal harus memperhatikan beberapa hal yaitu:  bentuk soal, prinsip penulisan soal, langkah-langkah penulisan soal, dan kaidah-kaidah penulisan soal.

II.          TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA

Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test). Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, siswa tidak selalu harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis merupakan teknik pengukuran yang banyak digunakan dalam menilai pencapaian kompetensi mata pelajaran sebagai hasil belajar.
Soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah) dan soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat dan uraian). Dilihat dari bentuk soalnya, tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi tes tertulis objektif seperti pilihan ganda dan isian, dan tes tertulis non-objketif seperti bentuk soal uraian non-objketif.
Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya. Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci jawaban. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara: mengidentifikasi materi yang dapat mengukur perilaku pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum siswa dapat mengukur perilaku yang disebutkan di atas; membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan, misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh, tabel dan sebagainya.



Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:
A.  Materi
  1. Soal harus sesuai dengan indikator.
  2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
  3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
B.  Konstruksi
  1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
  2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
  3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawabanbenar.
  4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
  5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
  6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
  7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
  8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
  9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
C.  Bahasa
  1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
  2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
  3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
  4. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian

     III.       INSTRUMEN PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA
    Butir tes pilihan ganda mengacu pada butir yang diujikan di mana siswa harus memilih salah satu dari beberapa pilihan. Butir ini mempunyai dua bagian, yaitu:
    1)            Batang tubuh, yaitu yang mengikutsertakan semua informasi yang diperlukan untuk memperkenalkan pertanyaan.
    2)            Pilihan-pilihan, yang terdiri dari jawaban yang benar dan distraktor.
    Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis butir tes  pilihan ganda, adalah:
    1)            Hindari mengulangi kata-kata kunci.
    2)            Kalimat dalam tiap-tiap soal diusahakan dengan kalimat positif.
    3)            Jika mempergunakan kalimat negatif, hendaknya diberi penjelasan atau digarisbawahi.
    4)            Kalimat dari tiap-tiap butir soal harus jelas.
    5)            Hindari hubungan soal berikutnya dengan soal sebelumnya.
    6)            Selang-selinglah jawaban yang benar secara acak.
    7)            Kontrol kesulitan dalam soal dengan merubah alternatif jawaban.
    8)            Pastikan satu soal bebas dari pengaruh soal yang lain.
    9)            Jumlah option jangan terlalu banyak.

    Kelebihan dan kelemahan Butir Tes Pilihan Ganda sebagai berikut:
    Kelebihan Butir Tes Pilihan Ganda
    Kelemahan Butir Tes Pilihan Ganda
    1.      Hasil belajar dari yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur
    2.      Terstruktur dan petunjuknya jelas
    3.      Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik
    4.      Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban
    5.      Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
    1.      Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama
    2.      Sulit menemukan pengacau
    3.      Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemam-puan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide
    4.      Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca yang baik





    Dalam penulisan soal ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
    1.      Validitas: soal harus dapat digunakan untuk menguji materi/kompetensi yang tepat.
    2.      Reliabilitas: hasil pengukurannya konsisten.
    3.      Fair: tidak merugikan pihak tertentu,
    a.       jujur (honesty): tingkat kesukaran soal = kemampuan peserta didik, tidak menjebak, materi yang diujikan sesuai dengan bentuk tes dan bentuk soal yang digunakan, menetapkan penskoran dengan tepat,
    b.      seimbang (balance): materi yang diujikan = materi yang diajarkan, waktu untuk mengerjakan soal sesuai, mengurutkan soal dari yang mudah-sukar, mengurutkan level kognitif dari yang rendah-tinggi, mengelompokkan jenis bentuk soal yang digunakan,
    c.       organisasi: jelas petunjuk perintahnya, urutan materi dalam tes = urutan materi yang diajarkan, layout soal jelas dan mudah dibaca, berpenampilan profesional.
    d.      Transfaran: jelas yang diujikan, tugasnya dan kriteria penskorannya.
    e.       Autentik: harus hasil kerja peserta didik dan sesuai dengan dunia riil/nyata.
    4.      Transparan: jelas apa yang diujikan, tugasnya dan kriteria penskorannya.
    5.      Autentik: harus hasil kerja siswa dan sesuai dengan dunia nyata/riil.
    Adapun langkah-Langkah Penulisan Soal yaitu:
    1.      Memahami rumusan Standar kompetensi Lulusan (SKL), kemampuan yang diuji, dan indikator soal.
    2.      Merumuskan indikator soal secara tepat,
    a.       bila soal terdapat stimulus, rumusan indikatornya
    Sisajikan..., siswa dapat...
    b.      bila tidak terdapat stimulus, rumusan indikatornya:
                     Siswa dapat...
    c.       hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan indikator: kata kerja operasional dapat diukur, tidak membedakan jenis kelamin, kecakapan hidup, pendidikan multikultural, dan saling tema SMO.
    Contoh kata kerja untuk soal pilihan ganda: menentukan, menghitung, membedakan, menunjukkan,...
    Contoh kata kerja untuk soal uraian: menuliskan, menjelaskan, menguraikan, menghitung, memberi contoh,...
    Contoh kata kerja untuk soal praktewk: mempraktekakan, mendemonstrasikan, mempresentasikan, mendeklamasikan, melakukan tugas, ...
    3.      Menelaah rumusan indikator soal atau kisi-kisi.
    4.      Menulis butir soal berdasarkan indikator soal dan bentuk soal.
    5.      Mengecek kebenaran kunci jawaban.
    Contoh soal:
    1.      Contoh soal yang kurang baik:
    Jika x1 dan x2 akar-akar persamaan 2x2 – 5x + 3 = 0 maka x1.x2 =....
    A.   
    B.     2
    C.    
    D.    3
    E.     5
    Penjelasan: pengecoh 2, 3, dan 5 kurang berfungsi.
    2.      Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
    Contoh soal yang kurang baik:
    Dari premis-premis yang dinyatakan dalam bentuk lambang berikut :

    (1) : ( p v q )        r
    (2) : ~ r
    _____________
    Kesimpulannya adalah ....
    A. ~ ( p ^ q )
    B. ~ ( p v q )
    C. ~ p v q
    D. ~ p v ~ q
    E. ~ p ^ ~ q
    Penjelasan :
    Jawaban yang benar ada dua yaitu :  ~ ( p v q ) dengan  ~ p ^ ~ q

    3.      Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
    Contoh soal yang kurang baik:
    Koordinat titik potong grafik y = x2 - 4x - 5 dengan sumbu X untuk y = 0 adalah ….
    A. (1 ,0)  dan (-5,0)
    B. (-1 ,0) dan (5,0)
    C. (0 ,5)  dan (0,-1)
    D. (0,-5)  dan (0, 1)
    E. (0,-5)  dan (0,-1)
    Penjelasan :
                Petunjuk kearah jawaban yang benar untuk y=0, sehingga alternatif jawaban tinggal option A atau B


    DAFTAR PUSTAKA

    …….. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Buku 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

    …….. 2007. Panduan Penulisan soal pilihan Ganda. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Departemen Pendidikan Nasional.

    Blogroll

    Partners

    About