Minggu, 07 Agustus 2011

Model Pembelajaran Pendidikan Menengah di Daerah yang Terkena Bencana Alam

Posted by Arif Ediyanto in - 0 komentar



ABSTRAK

Kondisi geografis wilayah Indonesia yang terletak di antara lempengan tektonis Euro-Asia dan lempengan Australia-India dan sering meletusnya gunung berapi serta faktor manusia yang mengeksploitasi hutan secara berlebihan, sehingga berpengaruh terhadap seringnya terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Akibat yang ditimbulkan dari bencana alam tersebut, rusaknya rumah-rumah masyarakat, fasilitas umum, hilangnya harta benda bahkan menimbulkan korban jiwa manusia ± 150 ribu jiwa seperti di Daerah Istimewa Aceh pada tanggal 24 Desember 2004. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dari bencana alam di bidang pendidikan, rusaknya fasilitas/ sarana pendidikan seperti sekolah, peralatan belajar dan sebagainya, sehingga sangat berpengaruh terhadap terbatasnya pelayanan pembelajaran kepada peserta didik yang diberikan oleh sekolah. Padahal mendapatkan layanan pembelajaran tidak hanya di daerah normal juga di daerah bencana alam. Mendapatkan layanan pembelajaran juga merupakan hak bagi setiap warganegara Indonesia yang dijamin oleh negara, sebagaimana yang tercantum di
dalam UUD 1945, pasal 31, ayat 2.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka Pusat Kurikulum-Balitbang-Depdiknas mengembangkan pembelajaran di daerah bencana alam melalui model pembelajaran terpadu. Model pembelajaran ini dikembangkan sebagai alternatif dalam memberikan layanan pembelajaran yang efisien dan efektif untuk membantu guru, peserta didik dan masyarakat di daerah-daerah bencana alam di seluruh wilayah Indonesia. Model pembelajaran ini dapat disesuaikan dengan masalah, situasi dan kondisi di daerahdaerah bencana alam di seluruh wilayah Indonesia.

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan – Departemen Pendidikan Nasional bersama dengan para ahli dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) - Bandung, Universitas Negeri Surabaya (UNESA)l LPMP - Jakarta; P4TK Sawangan – Bogor; SMAN 8-Bandung, SMAN 1-Bantul-Yogyakarta; SMAN 1-Porong dan SMAN 1 Krembung-Sidoarjo-Jawa Timur. Model pembelajaran ini untuk diterapkan pada jenjang pendidikan menengah yang meliputi SMA/MA dan SMK/MAK.

Model pembelajaran ini dikembangkan melalui beberapa tahapan yang meliputi penyusunan desain; kajian konsep; kajian kebutuhan lapangan; penyusunan model; ujicoba model; analisis model; dan penyempurnaan model.

Berdasarkan hasil ujicoba model pembelajaran ini, diperoleh temuan atau masukan dari lapangan yaitu agar contoh model pembelajaran di buat lebih banyak dengan pendekatan pembelajaran baik dari segi kompetensi dasar antar mata pelajan; pendekatan materi atau tema; maupun disesuaikan dengan permasalahan yang nyata
yang terjadi di daerah bencana alam. Agar model pembelajaran ini dapat dipahami dan diimplementasikan oleh guru-guru maupun masyarakat di daerah-daerah bencana alam di Indonesia, hendaknya segera dilakukan sosialisasi dan pelatihan kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Partners

About